Postingan

Sekolah Impian

Indonesia adalah sebuah Negara yang sangat beragam akan suku, agama, dan ras. Indonesia juga memiliki kekayaan yang sangat luar biasa terlebih sumber daya alam yang sampai saat ini masih saja di kuasai oleh bangsa asing. Indonesia memang sudah merdeka 71 tahun silam tapi masih saja dalam kondisi yang berkembang. Akankah Indonesia akan terus seperti ini? Sampai kapan? Apakah sistem yang harus dirubah?   Bisa jadi, namun suatu bangsa akan menjadi maju salah satunya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan yang merata perlu digalakkan bagi seluruh Indonesia termasuk ke pelosok negeri dimana masih banyak anak-anak yang membutuhkan suatu pendidikan. Pendidikan tak hanya bagi kaum elite saja yang bisa mendapatkan kualitas belajar tingggi namun kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dengan kualitas yang sama pula. Praktiknya, di Indonesia sendiri masih banyak pendidikan yang menggunakan sekolah sebagai ladang bisn

Cocok atau tidak?

Malam ini bulan masih terlihat sama. Antara aku dan kamu, kita menatap dengan mesra. Hnya saja berbeda tempat duduk. Aku disini dan kau disana, jauhh sekali. Aku selalu berfikir, bagaimana pula kita bisa duduk berdua menikmati indahnya bulan purnama, bulan sabit pun gak papa kok, asalkan sama kamu. Entah harus bagaimana lagi cara untuk kita bertemu. Waktu pun masih enggan menunjukan kapan? Dimana? Selang waktu yang terus berjalan masih mengisahkan tentang kita. Kita dua makhluk dengan kepribadian yang sangat berbeda. Aku seperti ini dan kamu seperti itu. Jauh. Kamu yang super cuek, dan aku perempuan romantis. Tapi aku tetap bertahan, mungkin ini caranya mencintai ku. Atau Mungkin juga aku yang  terlalu percaya diri untuk tetap berharap. Dan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada dan aku ciptakan sendiri untuk menghibur sepi ku. Aku masih saja bertahan. Kata orang, "untuk apa? Mboknya udah, jangan menciptakan sejarah yang lebih ngenesss lagi dari sejarah mu yang lalu. Malah kam

Senyum

Aku, lagi-lagi terjebak diantara rintihan hujan semalam. Masih saja bersama angan tentang kamu. Iya, kamu yang mampu menjatuhkan pandangan ku untuk selalu menatap kamu dan kamu lagi. Aku tersenyum, menjadi bagian dalam hidup mu adalah kebahagiaan tersendiri untukku. Meski, aku tahu hatimu telah ada yang abadi. Hujan semakin mengguyurkan kenangan-kenangan diantara kita. Sebuah pertemuan yang sangat singkat, kala itu. Kita sangat menikmati tatapan-tatapan singkat di sela-sela tatapan panjang yang lain. Aku semakin dekat, dekat, dan dekat lagi. Hingga akhirnya aku mendapatkan Senyum termanis mu. Sebuah senyuman pertama kali kau torehkan padaku, adalah senyum terindah diantara semua canda tawa yang kau beri. Kita lalui perjalanan-perjalanan saat bersama. Hingga tiba saat nya aku pergi. Untuk kesekian kalinya aku merasa kehilangan. Kapan aku akan bertemu kembali? dengan romeo yang memiliki senyuman tulus untukku? dan akhirnya jarak pun berbicara. "hai? katamu kamu rindu dengan ku? la

Kita

Kita bermain-main  Dalam lingkaran api cinta Yang kita ciptakan sendiri Sangat menikmati..... Mengalir begitu saja, seperti air Terkadang kita rindu di balut kasih Entah sampai kapan akan seperti ini Mungkin saja tak akan berakhir Karena kita memang sangat menikmati Dan hanya kita yang tahu

Dibatas Subuhmu, Ayah !

Secarik cerita sepi Mengisahkan keabadian itu, tak ada Semua dusta diantara waktu dan tempat Aku berdiri, menyaksikan kematian Aku bergelimang air mata Aku harus bagaimana? Dibatas Subuhmu, aku sendiri Dibatas Subuhmu, aku takut Dibatas Subuhmu, aku ikut mati Terpaku diantara surat-surat cintamu Untukku dimasa mendatang Aku rindu, Saat Subuhmu tak lagi kurasakan

Tarian Kabut Pagi

Menjelma diantara reruntuhan bintang Indah mu menutupi segala kemungkinan-kemungkinan Kau datang silih berganti dengan tarianmu Mengagumkan, indah, nan mempesona Jiwaku terguncang dengan alunan nada mu Semua hanya fana, Dia seindah tarian kabut Mengindahkan pagi dan pergi saat siang Seperti itukah dia yang sebenarnya? Bertahan sebentar hanya sekedar menyapa Hanya menentramkan hati, sementara saja Dan kau boleh pergi saat siang mu menjemput Selamat tinggal dan selamat berjumpa lagi jika aku masih ada

Embun

Sang embun meneteskan sukmanya pagi ini Terjatuh di lembah keabadian Itu terjadi begitu saja, tidak ada alasan kenapa harus jatuh Semua berjalan seiring mentari tersenyum Aku ingin seperti embun Tanpa beban, tanpa rasa Ikhlas menjalani setiap jatuhnya Dan tak ada alasan kenapa aku harus meninggalkan mu Semua memang sudah terangkai dalam untaian cerita Lantas, kenapa harus membebani hati?