Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Kita

Kita bermain-main  Dalam lingkaran api cinta Yang kita ciptakan sendiri Sangat menikmati..... Mengalir begitu saja, seperti air Terkadang kita rindu di balut kasih Entah sampai kapan akan seperti ini Mungkin saja tak akan berakhir Karena kita memang sangat menikmati Dan hanya kita yang tahu

Dibatas Subuhmu, Ayah !

Secarik cerita sepi Mengisahkan keabadian itu, tak ada Semua dusta diantara waktu dan tempat Aku berdiri, menyaksikan kematian Aku bergelimang air mata Aku harus bagaimana? Dibatas Subuhmu, aku sendiri Dibatas Subuhmu, aku takut Dibatas Subuhmu, aku ikut mati Terpaku diantara surat-surat cintamu Untukku dimasa mendatang Aku rindu, Saat Subuhmu tak lagi kurasakan

Tarian Kabut Pagi

Menjelma diantara reruntuhan bintang Indah mu menutupi segala kemungkinan-kemungkinan Kau datang silih berganti dengan tarianmu Mengagumkan, indah, nan mempesona Jiwaku terguncang dengan alunan nada mu Semua hanya fana, Dia seindah tarian kabut Mengindahkan pagi dan pergi saat siang Seperti itukah dia yang sebenarnya? Bertahan sebentar hanya sekedar menyapa Hanya menentramkan hati, sementara saja Dan kau boleh pergi saat siang mu menjemput Selamat tinggal dan selamat berjumpa lagi jika aku masih ada

Embun

Sang embun meneteskan sukmanya pagi ini Terjatuh di lembah keabadian Itu terjadi begitu saja, tidak ada alasan kenapa harus jatuh Semua berjalan seiring mentari tersenyum Aku ingin seperti embun Tanpa beban, tanpa rasa Ikhlas menjalani setiap jatuhnya Dan tak ada alasan kenapa aku harus meninggalkan mu Semua memang sudah terangkai dalam untaian cerita Lantas, kenapa harus membebani hati?