Dibatas Subuhmu, Ayah !

Secarik cerita sepi
Mengisahkan keabadian itu, tak ada
Semua dusta diantara waktu dan tempat
Aku berdiri, menyaksikan kematian
Aku bergelimang air mata
Aku harus bagaimana?
Dibatas Subuhmu, aku sendiri
Dibatas Subuhmu, aku takut
Dibatas Subuhmu, aku ikut mati
Terpaku diantara surat-surat cintamu
Untukku dimasa mendatang
Aku rindu,
Saat Subuhmu tak lagi kurasakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simbol-Simbol Nasionalisme Indonesia (NKRI, Lambang Negara, Lagu Wajib Nasional) dalam Undang-undang NO. 24 TAHUN 2009

PERANAN INDONESIA DALAM ORGANISASI ASEAN DAN PBB

Tarian Kabut Pagi