Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Cocok atau tidak?

Malam ini bulan masih terlihat sama. Antara aku dan kamu, kita menatap dengan mesra. Hnya saja berbeda tempat duduk. Aku disini dan kau disana, jauhh sekali. Aku selalu berfikir, bagaimana pula kita bisa duduk berdua menikmati indahnya bulan purnama, bulan sabit pun gak papa kok, asalkan sama kamu. Entah harus bagaimana lagi cara untuk kita bertemu. Waktu pun masih enggan menunjukan kapan? Dimana? Selang waktu yang terus berjalan masih mengisahkan tentang kita. Kita dua makhluk dengan kepribadian yang sangat berbeda. Aku seperti ini dan kamu seperti itu. Jauh. Kamu yang super cuek, dan aku perempuan romantis. Tapi aku tetap bertahan, mungkin ini caranya mencintai ku. Atau Mungkin juga aku yang  terlalu percaya diri untuk tetap berharap. Dan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada dan aku ciptakan sendiri untuk menghibur sepi ku. Aku masih saja bertahan. Kata orang, "untuk apa? Mboknya udah, jangan menciptakan sejarah yang lebih ngenesss lagi dari sejarah mu yang lalu. Malah kam

Senyum

Aku, lagi-lagi terjebak diantara rintihan hujan semalam. Masih saja bersama angan tentang kamu. Iya, kamu yang mampu menjatuhkan pandangan ku untuk selalu menatap kamu dan kamu lagi. Aku tersenyum, menjadi bagian dalam hidup mu adalah kebahagiaan tersendiri untukku. Meski, aku tahu hatimu telah ada yang abadi. Hujan semakin mengguyurkan kenangan-kenangan diantara kita. Sebuah pertemuan yang sangat singkat, kala itu. Kita sangat menikmati tatapan-tatapan singkat di sela-sela tatapan panjang yang lain. Aku semakin dekat, dekat, dan dekat lagi. Hingga akhirnya aku mendapatkan Senyum termanis mu. Sebuah senyuman pertama kali kau torehkan padaku, adalah senyum terindah diantara semua canda tawa yang kau beri. Kita lalui perjalanan-perjalanan saat bersama. Hingga tiba saat nya aku pergi. Untuk kesekian kalinya aku merasa kehilangan. Kapan aku akan bertemu kembali? dengan romeo yang memiliki senyuman tulus untukku? dan akhirnya jarak pun berbicara. "hai? katamu kamu rindu dengan ku? la

Kita

Kita bermain-main  Dalam lingkaran api cinta Yang kita ciptakan sendiri Sangat menikmati..... Mengalir begitu saja, seperti air Terkadang kita rindu di balut kasih Entah sampai kapan akan seperti ini Mungkin saja tak akan berakhir Karena kita memang sangat menikmati Dan hanya kita yang tahu

Dibatas Subuhmu, Ayah !

Secarik cerita sepi Mengisahkan keabadian itu, tak ada Semua dusta diantara waktu dan tempat Aku berdiri, menyaksikan kematian Aku bergelimang air mata Aku harus bagaimana? Dibatas Subuhmu, aku sendiri Dibatas Subuhmu, aku takut Dibatas Subuhmu, aku ikut mati Terpaku diantara surat-surat cintamu Untukku dimasa mendatang Aku rindu, Saat Subuhmu tak lagi kurasakan

Tarian Kabut Pagi

Menjelma diantara reruntuhan bintang Indah mu menutupi segala kemungkinan-kemungkinan Kau datang silih berganti dengan tarianmu Mengagumkan, indah, nan mempesona Jiwaku terguncang dengan alunan nada mu Semua hanya fana, Dia seindah tarian kabut Mengindahkan pagi dan pergi saat siang Seperti itukah dia yang sebenarnya? Bertahan sebentar hanya sekedar menyapa Hanya menentramkan hati, sementara saja Dan kau boleh pergi saat siang mu menjemput Selamat tinggal dan selamat berjumpa lagi jika aku masih ada

Embun

Sang embun meneteskan sukmanya pagi ini Terjatuh di lembah keabadian Itu terjadi begitu saja, tidak ada alasan kenapa harus jatuh Semua berjalan seiring mentari tersenyum Aku ingin seperti embun Tanpa beban, tanpa rasa Ikhlas menjalani setiap jatuhnya Dan tak ada alasan kenapa aku harus meninggalkan mu Semua memang sudah terangkai dalam untaian cerita Lantas, kenapa harus membebani hati?

Demi Dirimu

Aku merindukanmu Selalu... Setiap saat Sangat merindukanmu Sumpah demi dirimu Akan ku nantikan perjumpaan nanti Entah dimana dan kapan Pasti akan terjadi Jika kau setuju.. Maka tetaplah di sisiku

Damaikan !

Semut-semut merayap dinding kebekuan Menyapaku tapi kuabaikan Aku sibuk dengan renungan malam ku Aku terlalu menikmati rasa ini Kenapa? Tanyaku Aku harus bagaimana? Tanyaku kembali Setelah sekian lama Kamu masih saja tak bisa berdamai dengan hatimu sendiri Lantas, bagaimana bisa kau akan menyapa hati yang lain Sedangkan di sebrang sana telah ada yang menunggumu Tapi, kau hanya diam Sibuk berperang Cinta adalah perlawanan Bukalah gerbang perdamaian mu Agar kau bisa merasakan hati yang lain untuk bercinta

Mati Rasa, Lagi

Hujan dan malam Keduanya menikamku dengan tenang Aku diam  Menikmati segalanya yang mereka berikan Bukan soal rasa Tapi  Perkara kenangan-kenangan dengan mu Hujan menyambut ku dengan sejuknya Mengingatkan akan kehangatan cintamu Yang kini, telah mengalir dalam derai rintihan  Entah kemana Malam dengan petangnya Bintang-bintang pergi satu persatu Mengucapkan selamat tinggal Dan menggantikannya dengan mendung Aku telah mati Tak bisa merasakan lagi Semuanya, itu saja Tapi sajakku masih bisa menari-nari

Kenangan

Ketika sang Surya masih menatap manis kenangan itu Seperti itu pula hujan membuat pelangi dalam diam ini Setiap butiran hujan, sebuah saksi dimana pertemuan kita Dan selamanya hujan akan seperti itu Dan sang Surya hanya bisa tersenyum

Nikmati Saja Rasa Ini

hai rindu? kenapa kau masih saja menyapaku? kau kenal aku? ah, kamu.. selalu saja hadir pada hati seseorang yang tanpa kau kenali siapa dia. Kenapa masih saja kau juga datang tiba-tiba, padahal aku belum siap menyapamu, menyambutmu, dan memelukmu. Tapi kau datang diwaktu yang tepat, disaatku masih duduk sendiri melamunkan fatamorganaku yang jauh disana. aku tak tau kabarnya, dia menghilang tiba-tiba ya kira-kira lima hari yang lalu. Sampai saat ini aku masih tak mengerti kenapa begitu? tapi aku yakin, bahwa dia akan kembali menceritakan semuanya sehingga menghilangkan kekhawatiran dan rinduku padanya. Tapi sekarang aku tak sendiri, kau menemaniku dan setia mendengar ceritaku setiap hari, menggantikan dia yang nantinya juga pasti kembali membawa sepucuk mawar untukku atas dirimu wahai Rindu. Aku merindu lagi, teringat semua yang biasa terjadi menjadi sudah tak biasa lagi sekarang. Aku hanya bisa merasakan hadirmu hanya lewat kenangan-kenangan yang kau berikan. Gambar, foto, video, y

Semoga tetap dalam lindungan-Nya

Assalamualaikum … Bismilahirohmannirohim… Ketika rasa ini mulai tumbuh Semua tertuju padamu Sebuah anugrah dari Illahi Fitrah yang seharusnya ku jaga Hanya suatu saat tibalah pada 2 pilihan Akankah dipertemuakn kembali Atau dipertemukan dengan yang lain Aku tak mengerti ini semua Ku biarkan begitu saja Mengalir tanpa henti Aku putuskan saat itu ku nyatakan Bahwa ini adalah Cinta Yaa.. cinta Setelah sekian lama aku mati rasa Akhirnya Sang Maha Cinta Memberiku anugrah terindah Aku anggap ini adalah ujian dari-Nya Yaitu untuk keimanan ku Sampai kapan aku bertahan dalalam balutan nafsu? Sampai kapan aku harus berhenti istigfar? Semoga itu tidak terjadi Aku hanya bisa berharap Semoga kita tetap dalam Lindungan-Nya Agar senantiasa tetap berhijrah dijalan-Nya Terimakasih Ikhwat Yang telah menjadi perantara anugrah ini Terimakasih Ikhwat Kau telah berhasil mengalihkan pandanganku Atas tulusmu meluluhkan aku Terima

Menuruti Keinginan Anak Dengan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada hakikatnya adalah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagamaan. Pendidikan karakter akan dapat menciptakan generasi-generasi yang berkepribadian baik dan menjunjung asas-asas kebajikan dan kebenaran disetiap langkah kehidupan. Pendidikan karakter bagi anak usia dini dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan supaya dapat menjadi kebiasaan ketika kelak dewasa atau pada jenjang pendidikan yang selanjutnya. Mulyasa berpendapat bahwa pendidikan karakter bagi anak usia dini mempunyai makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang berbagai perilaku yang baik dalam kehidupan sehingga anak memiliki kesadaran dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak yang sejak kecil dikenalkan dan ditanamkan pendidikan karakter, ketika be

Rindu

Aku ingin berterimakasih  pada hujan, dimana dia selalu menyampaikan pesan romantisnya pada ku.. Dinginnya menyentuh tubuhku secara perlahan, meraba, dan akhirnya ku rasakan sejuknya hujan.. Tetesan air yang dari langit, seakan berbicara pada ku.. "Assalamualaikum , ada yang merindukanmu ..! Dia ingin sekali bertemu, sudah lama dia  disana,dan hanya bisa melihatmu.. Apa kau tak merindukannya?? Tidak kah kau ingat, dulu saat dia ada kau adalah seorang putri baginya, banyak harapan yang di titipkan padamu, kepercayaan yang besar, dan cinta kasihnya yang tiada henti di berikan padamu.. Tapi apalah sekarang, Mungkin kau sudah melupakan kenangan itu,, membuang jauh dan tak tersentuh lagi, karena sekarang dia tak ada lagi di sisi mu.. Apa kau menangis, menangislah Berteriak dengan keadaan ini, teriaklah Membenci takdir, bencilah.. Keluarkan semuanya.. hingga kau puas.. karena sama saja itu tak mengubah ketetapan yang terjadi.. Sudahlah, dia hanya menitipkan pesan untukmu.. '

Gelap dan Membutakan

Dibalik senyum manismu terlukiskan wajah indahmu Yang selalu membayangi disetiap malam tidurku Dan kehangatan cinta yang engkau beri Mampu menghempaskan rasa dingin dihatiku Apakah ini cinta ? Apakah ini sayang ? Aku rasa juga begitu.. Gemuruh hati bila tak menatap diri mu sedetik pun Terdampar diri ini bila tak ada kamu disisiku Gelap dunia ini bila cahaya cintamu tak menyinari celah hatiku Yang telah rapuh karna rayap-rayap hitam tiada yang mampu gantikan dirimu di hatiku aku tak tahu harus bagaimana bila tak ada dirimu mungkin diri ini akan hilang entah kemana Aku berharap.. Kau mengajarkan aku bahagia tanpa mengajarkan aku sebuah derita   Kau menunjukkan aku sinar terang kehidupan tanpa menunjukkan gelapnya Kau memberikan aku cerita yang indah tanpa harus menghapusnya Butir-butir cinta yang terucap indah dari bibirmu tak mampu kulupakan Kedamaian yang kurasa bersamamu tak akan ku abaikan Semoga kekuatan cinta ini yang terbalut janji