Menuruti Keinginan Anak Dengan Pendidikan Karakter
Pendidikan
karakter pada hakikatnya adalah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya
seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas
dan keberagamaan. Pendidikan karakter akan dapat menciptakan generasi-generasi
yang berkepribadian baik dan menjunjung asas-asas kebajikan dan kebenaran
disetiap langkah kehidupan. Pendidikan karakter bagi anak usia dini dimaksudkan
untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan supaya dapat menjadi kebiasaan ketika
kelak dewasa atau pada jenjang pendidikan yang selanjutnya. Mulyasa berpendapat
bahwa pendidikan karakter bagi anak usia dini mempunyai makna yang lebih tinggi
dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah,
tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang berbagai perilaku yang baik dalam
kehidupan sehingga anak memiliki kesadaran dan komitmen untuk menerapkan
kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang
anak yang sejak kecil dikenalkan dan ditanamkan pendidikan karakter, ketika
besar karakter-karakter yang diperolehnya tersebut akan menjadi kebiasaan bagi
dirinya. Untuk itu, dituntut peran serta aktif orangtua, pendidik, dan
masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan pendidikan karakter dalam setiap kesempatan,
khususnya kepada anak-anak, baik dalam lingkup keluarga, sekolah, maupun
lingkungan masyarakat.[1]
Dalam
hal ini, pendidikan karakter memang tak lepas dari peran orang tua dan guru.
Adanya kerjasama untuk saling menguatkan pembentukan karakter dalam mendidik
anak disekolah maupun dirumah untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri
anak. Pendidikan karakter dirumah adalah pondasi utama dimana pendidikan pertama
seorang anak didapatkan di rumah. Dalam perkembangannya anak selalu mempunyai
rasa ingin tahu yang tinggi, Terlebih saat masa anak usia dini. Keingin tahuan
anak sebenarnya juga baik, dimana anak ingin tahu karena otaknya berpikir untuk
menambah pengetahuan yang belum ia miliki. Seperti halnya ia selalu bertanya
dan selalu mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia lakukan. Keinginan anak
untuk menuruti rasa keingintahuan anak-anak sendiri memang wajar dan saya
setuju untuk mengikuti semua keinginan anak. Dimana dalam hal ini keinginan
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak sebagimana untuk menggali
bakat dan minat anak tersebut. Kembali lagi ketika anak dalam tahap usia dini,
rasa ingin tahunya sangat tinggi. Jadi tidak salah ketika menuruti keinginan
anak dengan catatan orang tua senantiasa mengawasi dan memberikan arahan serta
menjelaskan segala resiko yang terjadi. Memang bakat anak biasanya akan
diketahui ketika anak berusia 9 tahun dan ini lebih baik dimaksimalkan rasa
ingin tahu anak di usia dini agar perkembangan serta berbagai aspek yang lain
juga tidak terhambat. Sebagaimana pada hakikatnya anak yang sehat ialah anak
yang aktif dan dapat berpikir dengan baik.
Selain
itu, ketika menuruti keinginan anak, ada beberapa karakter yang tertanam dalam
diri anak yaitu:
1.
Disiplin
Disini anak akan belajar untuk mengikuti aturan yang ada
mendapatkan keinginannya itu. Seperti halnya mengikuti prosedur yang ada demi
mengurangi resiko yang akan didapatkan.
2.
Kerja keras
Anak akan merasa tertantang ketika keinginannya dituruti.
Seperti ia berenang, dimana keinginan untuk belajar berenang tinggi maka ia
akan berusaha keras untuk bisa berenang dengan baik dan sesuai dengan target
yang ia pilih.
3.
Kreatif
Anak ketika rasa ingin tahunya tinggi akan tertuntut
untuk kreatif. Karena logika berpikirnya berjalan dengan baik. Ia bisa saja
berpikir untuk bertamya ini itu yang diluar dugaan oleh orang dewasa.
4.
Mandiri
Sisi lain dari dirinya yang kerja keras. Ia juga akan
terbiasa untuk mandiri, sebgaimana dirinya yang harus menyelesaikan segala
sesuatunya dengan usahanya sendiri agar menjadi bisa.
5.
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu yang tinggi membuatnya selalu
berkeinginan untuk bertanya. Sisi lainnya anak bisa menjadi cerdas karena
logika berpikir yang selalu berkembang serta pengetahuan yang selalu bertambah.
6.
Menghargai prestasi
Anak akan bisa untuk menghargai sebuah penghargaan.
Bahwasannya untuk mendapatkan sebuah prestasi itu tidaklah mudah, perlu adanya
usaha yang keras serta kegigihan yang dibangun dalam diri anak untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
[1]
Muhammad Fadlillah & Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia
Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 44.
Komentar
Posting Komentar