Cocok atau tidak?

Malam ini bulan masih terlihat sama. Antara aku dan kamu, kita menatap dengan mesra. Hnya saja berbeda tempat duduk. Aku disini dan kau disana, jauhh sekali.
Aku selalu berfikir, bagaimana pula kita bisa duduk berdua menikmati indahnya bulan purnama, bulan sabit pun gak papa kok, asalkan sama kamu. Entah harus bagaimana lagi cara untuk kita bertemu. Waktu pun masih enggan menunjukan kapan? Dimana?
Selang waktu yang terus berjalan masih mengisahkan tentang kita. Kita dua makhluk dengan kepribadian yang sangat berbeda. Aku seperti ini dan kamu seperti itu. Jauh. Kamu yang super cuek, dan aku perempuan romantis. Tapi aku tetap bertahan, mungkin ini caranya mencintai ku. Atau Mungkin juga aku yang  terlalu percaya diri untuk tetap berharap. Dan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada dan aku ciptakan sendiri untuk menghibur sepi ku.
Aku masih saja bertahan. Kata orang, "untuk apa? Mboknya udah, jangan menciptakan sejarah yang lebih ngenesss lagi dari sejarah mu yang lalu. Malah kamu lanjutkan. Nanti jadinya ngenesss  plus plus"
Bernafas panjang hanya sekedar untuk menentramkan hati. Aku masih kuat dengan jalan ku sendiri. Aku mencintai nya dengan hati, walaupun aku tau dia tak sepenuhnya untukku, banyak yang mendekati nya dan masih saja terjebak nostalgia. Dengan cara ku, aku jadi bisa merasakan lagi mencintai orang dengan tulus. Dan aku ingin merasakan lagi perjuangan itu. Dari segala yang ku lakukan, tak luput pula harap ku untuk selalu ada di sampingnya. Asalkan dia bahagia. Aku tak peduli apakah dia benar-benar ada hati dengan ku atau sekedar hanya pengisi hati yang kosong? Atau pula hanya menggantikan seseorang yang dulu? Aku pun tak peduli. Dan aku tak pernah peduli apakah dia hanya mencintai ku saja atau dengan yang lain pula?
Semua masih ambigu dari kata-kata nya.
Entah lah, kita juga sadar bahwa kita adalah dua orang yang saling mencintai (katanya) tapi masih enggan berbicara dengan serius. Hanya membiarkan berjalan seperti air dan nikmati perjalanan nnya. Memangnya lagi traveling?
Sempat kah kau berpikir juga? Kita itu dua orang yang gak cocok tapi masih aja di cocok-cocok in?
Merasa tidak? Semoga tidak. Memang sih ketika kita mempunyai Kepribadian yang berbeda akan ada fantasi tersendiri bagi penikmat nya. Jika dengan kepribadian yang sama, nikah aja sama cermin.
Tapi aku bersyukur masih bisa mencintai seseorang dengan hati yang  tulus, bukan paksaan yang hanya untuk menyelamatkan status dan komitmen yang telah di buat saja. Bagiku status dan komitmen itu nanti, jika kita memang telah memilih dan memikirkan segalanya dengan pasti, bukan hanya nekat dan gegabah. Itu sama saja kamu tak menghargai hati mu sendiri untuk berkembang. Hati juga butuh yang namanya istikharah.
Dan benar katamu, memang segalanya dibiarkan dulu karena lagi-lagi waktu yang akan menjawab. Siapa tau juga kamu akan menjadi teman hidup ku atau hanya sebatas sahabat ku saja. Terimakasih telah mencintai ku dengan caramu. Dan terimalah aku dengan caraku pula mencintai mu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simbol-Simbol Nasionalisme Indonesia (NKRI, Lambang Negara, Lagu Wajib Nasional) dalam Undang-undang NO. 24 TAHUN 2009

PERANAN INDONESIA DALAM ORGANISASI ASEAN DAN PBB

Tarian Kabut Pagi